Ekonomi Syariah Indonesia: Menuju Peringkat Satu Global 2029

Date:

Jakarta, 4 Juni 2025 – Ekonomi syariah di Indonesia terus menunjukkan momentum pertumbuhan yang signifikan, dengan target ambisius untuk menjadi pemain utama di kancah global. Bank Indonesia (BI) menargetkan Indonesia mampu menduduki peringkat pertama dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) pada tahun 2029. Saat ini, Indonesia berada di posisi ketiga, di bawah Malaysia dan Arab Saudi.

Target Ambisius dan Tantangan

Pencapaian target ini bukanlah tanpa tantangan. BI mengidentifikasi tiga tantangan utama dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia:

  1. Literasi dan Pemahaman Masyarakat: Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah masih perlu didorong lebih lanjut. Meskipun indeks literasi keuangan syariah meningkat dari 16,3% (2020) menjadi 42,84% (2024), tindakan konkret di masyarakat masih membutuhkan penguatan.
  2. Akses Layanan Keuangan Syariah: Terutama di daerah pedesaan serta Indonesia Tengah dan Timur, akses terhadap layanan keuangan syariah masih terbatas.
  3. Dukungan Tokoh Masyarakat: Peran dan rekomendasi dari tokoh masyarakat serta pemuka agama dalam mempromosikan keuangan syariah kepada publik perlu ditingkatkan.

Strategi dan Program Prioritas

Untuk mengatasi tantangan tersebut dan mencapai target 2029, berbagai strategi dan program prioritas telah dicanangkan:

  • Optimalisasi Kebijakan Ekonomi Syariah: BI menekankan pentingnya mengoptimalkan kebijakan ekonomi syariah dalam bauran kebijakan nasional, didukung oleh sinergi dan kolaborasi berbagai pihak.
  • Penguatan Penerapan Halal Lifestyle: Melalui strategi komunikasi yang lebih kuat, diharapkan literasi ekonomi dan keuangan syariah dapat meningkat, mendorong gaya hidup halal di masyarakat.
  • Digitalisasi dan E-commerce Halal: Percepatan digitalisasi dan pengembangan e-commerce halal menjadi kunci untuk memperkuat daya saing nasional dan memanfaatkan potensi konsumsi produk halal global yang diperkirakan mencapai USD 3,1 triliun pada tahun 2027.
  • Pengembangan Industri Halal: Sektor rantai nilai halal menunjukkan pertumbuhan positif, mencapai 4% pada tahun 2024, dengan pangsa terhadap PDB meningkat menjadi 25,45%. Ini menunjukkan potensi besar industri halal sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru.
  • Penguatan Peran Asosiasi Ekonomi Islam (IAEI): Kongres IAEI ke-V pada 16 Mei 2025 menghasilkan rekomendasi untuk memperkuat peran IAEI sebagai think tank yang mampu memberikan solusi berbasis riset untuk pengembangan ekonomi syariah. Target peningkatan pangsa pasar keuangan dan ekonomi syariah Indonesia menjadi minimal 20% dalam lima tahun ke depan juga menjadi fokus utama.
  • Pemanfaatan Keuangan Sosial Syariah: Optimalisasi zakat, infak, sedekah, dan wakaf memiliki peran besar dalam meningkatkan aspek kebermanfaatan ekonomi dan keuangan syariah untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Pertumbuhan Positif dan Potensi Besar

Dalam lima tahun terakhir, ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia mencatat pertumbuhan positif. Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa pangsa aktivitas bisnis syariah dalam PDB nasional pada kuartal kedua 2023 mencapai 46,71% atau Rp9.826,8 triliun. Secara global, nilai transaksi ekonomi syariah pada tahun 2023 mencapai USD 2,5–5 triliun, dengan industri makanan halal, modest fashion, farmasi, dan kosmetik sebagai penyumbang utama. Aset keuangan syariah global juga mendekati USD 5 triliun, tumbuh 11,5% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan potensi besar dari populasi Muslim yang mayoritas dan berbagai program strategis yang dijalankan, Indonesia optimis dapat mewujudkan visinya menjadi pusat ekonomi syariah global pada tahun 2029.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Share post:

Subscribe

Popular

More like this
Related

Kebangkitan yang Dimulai dari Akar

Di tengah gelombang krisis global, sistem ekonomi konvensional terus...

KSPPS di Perkotaan Jakarta: Alternatif Finansial Halal di Tengah Hutan Beton

Jakarta, sebagai ibu kota dan pusat ekonomi Indonesia, dipenuhi...

KSPPS: Bukan Sekadar Koperasi, Tapi Solusi Ekonomi Umat

Di tengah gempuran layanan keuangan digital, nama "koperasi" mungkin...
Enable Notifications OK No thanks