Tahun 2025 bakal jadi momen penting bagi perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Bank Indonesia (BI) mengumumkan akan menjalankan kebijakan pro-growth lewat tiga program utama yang dirancang khusus untuk mendorong ekosistem ekonomi syariah makin maju dan inklusif.
Pertama, BI akan memperkuat ekosistem produk halal, terutama di sektor makanan-minuman halal, modest fashion, dan pariwisata ramah muslim. Upaya ini nggak cuma fokus pada produk, tapi juga dukungan kelembagaan, kapasitas pelaku usaha, dan infrastruktur termasuk jaminan halal dan ekosistem ekspor.
Kedua, fokus diarahkan ke sektor keuangan syariah, lewat pengembangan instrumen seperti Sukuk Bank Indonesia (SukBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). BI juga mendorong perbankan syariah agar lebih inklusif lewat inovasi model bisnis dan integrasi antara keuangan sosial dan komersial.
Ketiga, BI ingin memperkuat gaya hidup halal dan literasi ekonomi syariah lewat berbagai event besar seperti Festival Ekonomi Syariah (FESyar) dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF). Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah juga siap menjadi panduan utama dalam memperluas pemahaman masyarakat.
Tak hanya itu, BI juga menyoroti pentingnya keuangan sosial syariah seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Instrumen ini dianggap potensial untuk bantu atasi masalah struktural seperti rendahnya produktivitas, tingginya tingkat informalitas kerja, dan kerentanan ekonomi. Melalui pendekatan protection, prevention, dan empowerment, BI berharap keuangan sosial syariah bisa memperkuat ketahanan masyarakat dan mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045.
Dengan semangat inklusi dan digitalisasi, Bank Indonesia siap menjadikan keuangan syariah sebagai pilar penting dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan, adil, dan berdaya saing global.
